Sejarah Awal Dakwah Agama Islam Rasulullah Lengkap – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang Dakwah Agama Islam. Yang meliputi sejarah dakwah Nabi Muhammad saw. periode mekah dengan pembahasan lengkap, singkat dan mudah dipahami. Untuk lebih detailnya silakan simak artikel Pengetahuanislam.com mengenai Sejarah Awal Dakwah Agama Islam Rasulullah Lengkap dibawah ini.
Sejarah Awal Dakwah Agama Islam Rasulullah
Dalam pembahasan kali ini akan menjelaskan tentang Sejarah Awal Dakwah Agama Islam Rasulullah dengan secara lengkap.
Fadlilatus Syaekh Asy-Sya’rawi :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita panjatkan bahwa segala puji adalah kepunyaan Allah sebagaimana ia telah mengajari kita untuk memuji-Nya. Aku ucapkan shalawat dan salam buat pamungkas para Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Wa ba’du;
Sesungguhnya peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat besar di antara peristiwa-peristiwa dakwah Islamiyah yang sebelumnya didahului oleh peristiwa bi’tsah (pengangkatan sebagai Nabi / Rasul), dan sesudahnya terjadi peristiwa Hijrah. Ada tiga peristiwa yang sangat penting dalam kaitannya dengan dakwah Islamiyah, yaitu: peristiwa diutusnya Nabi Muhammad SAW, kemudian peristiwa Isra’ Mi’raj, dan yang ketiga peristiwa Hijrah.
Kita sama mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus oleh Allah SWT. ketika terjadi masa kekosongan Rasul, dan beliau diutus dengan membawa agama penutup yang berlaku sepanjang masa dan di semua persada, karena agama-agama yang sebelumnya adalah terbatas untuk waktu tertentu dan untuk daerah lokasi tertentu.
Tetapi Risalah Islamiyah, scopnya adalah Internasional, untuk semua manusia, berlaku sepanjang masa dan untuk semua tempat. Allah ta’ala memilih kota yang di sana ada rumah pertama yang dibangun untuk peribadatan manusia sebagai pangkal tolak untuk mengembangkan dan menyiarkan agama Islam ini yang mana kota Makkah ini kita ketahui sebagai kota sentral bagi seluruh Jazirah Arab dan sebagai tempat tinggalnya para pembesar, yang oleh orang-orang Quraisy dijadikannya sebagai kota kebanggaan dan lambang kemegahan yang dengan itu pula kaum Quraisy dipandang sebagai kaum yang paling hebat dan disegani di Jazirah Arab.
Karena itu maka, terasa amanlah bagi mereka untuk melakukan perjalanan jauh baik pada musim dingin maupun pada musim panas dari gangguan berbagai kabilah, sebab tiap-tiap kabilah setiap setahun sekali pasti datang ke Makkah pada musim hajji. oleh karena itu mereka merasa berkewajiban untuk menjaga keselamatan kabilah yang menghuni kota yang mereka hormati itu, serta berkewajiban untuk memelihara perdagangan mereka dan tidak boleh mekukan keonaran. Hak ketuanan yang dimiliki orang-orang Quraisy ini menjadikan kata-kata mereka dipatuhi dan mereka dianggap sebagai orang-orang yang berkuasa di negri itu.
Allah menghendaki untuk menjadikan kota makkah al-Mukarramah ini sebagai pangkal bertolaknya dakwah Islamiyah sehingga dengan demikian dakwah itu bisa sampai ke telinga pembesar-pembesar dan pemimpin-pemimpin kabilah serta tidak ada seorangpun yang berani menghalangi mereka karena kebesaran dan keunggulan mereka. Maka ketika dakwah Islam telah diarahkan kepada orang-orang yang mempunyai kedudukan terpandang ini, serta merta dijadikan tempat ini sebagai lapangan untuk menyebarluaskan dakwah itu.
Dalam keangkatannya sebagai Rasul itu Rasulullah SAW. menempuh tiga tahap, pertama pengangkatannya sebagai Rasul an sich, kedua berdakwah kepada keluarga dekatnya, dan ketiga mengumandangkan dakwahnya didepan umum. Dalam menempuh tahap-tahap ini Allah telah menyediakan berbagai bekal untuk rasul-Nya agar sukses.
Allah adalah yang membuat sebab dan musabab, menjadikan sesuatu dengan hukum kausalita. Ia menjadikan berbagai sebab untuk keberhasilan sesuatu menurut kebiasaan manusia (meskipun Ia sendiri terlepas dari sebab-musabab itu), dan merupakan suatu kemungkinan bagi-Nya untuk menjadi keberhasilan sesuatu tanpa melalui hukum sebab akibat yang dikenal di kalangan ummat manusia di dalam peraturan hidup ini.
Tetapi harus disadari bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah adalah sebagai teladan bagi ummat yang beriman, sedangkan ummat yang beriman itu dituntun untuk menyebarluaskan risalah beliau SAW. Sehingga menjadi keharusan pula bagi setiap mukmin (meskipun wahyu dari langit telah putus) untuk terus berusaha mencari jalan yang sesuai untuk menyebarkan dan mentablighkan dakwah Islamiyah.
Ketika Allah SWT. memerintahkan Nabi Muhammad SAW. untuk menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan, beliau selalu mendapatkan tantangan dari kaumnya yang tidak ada henti-hentinya. Namun begitu, hal ini tidaklah menghalang-halangi beliau untuk tetap terus menanamkan petunjuk keimanan ke dalam hati kebanyakan manusia, baik itu keluarga sendiri maupun kaumnya, yang akhirnya menerima kebenaran ini yang sekaligus sebagai bukti bahwa apa yang beliau bawa itu adalah benar. Dan sama sekali beliau tidak pernah berdusta kepada mereka dalam urusan-urusan yang berlaku dalam kehidupan meraka sehari-hari, nah bagaimana mungkin beliau akan berani berdusta atas nama Allah ?.
Secara manusia Rasulullah SAW. membutuhkan dua macam perlindungan, yaitu: Perlindungan gangguan orang-orang kafir dan orang-orang luar Islam lainnya, dan perlindungan ekonomi untuk ketenangan hidupnya di rumah, atau dengan kata lain memerlukan perlindungan untuk menghadapi hal-hal yang datangnya dari luar dan hal-hal yang datangnya dari dalam sendiri. Oleh karena itu maka Khadijahlah yang menjadi tempat berlindungnya rasulullah SAW. di dalam rumah di mana ia membelai beliau dengan tangannya yang penuh kasih sayang, dipeliharanya dengan peliharaan yang sebaik-baiknya, dan dibantunya meringankan beban tugas yang dihadapinya.
Sedangkan Abu Thalib, pamannya, menjaga beliau dari ganguan orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, dan kekafiran Abu Thalib inilah yang menjadi sebab bagi orang-orang kafir dan orang-orang musyrik untuk bersikap baik kepadanya, sedangkan kekerabatannya dengan Rasulullah SAW. ini menjadikan dia begitu getol membela Rasulullah.
Seolah-olah Allah SWT. telah mempersiapkan Khadijah sebagai pupuk yang ada dalam rumah untuk menyuburkan benih keimanan itu, sedangkan Abu Thalib sebagai benteng yang membentenginya dari gangguan dari luar yakni dari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik. Maka dengan adanya dua macam perlindungan inilah kehidupan Rasulullah SAW. di luar mendapatkan perlindungan karena Abu Thalib, dan ketentraman dengan adanya Khadijah istrinya.
Tetapi taqdir Allah menghendaki Khadijah berpulang kepada-Nya pada tahun di mana Abu Thalib wafat juga. Dengan demikian Rasulullah SAW. kehilangan pelindung dan pendamping yang selalu mendampinginya dengan kasih sayang di dalam rumah dan kehilangan benteng yang selalu menjaganya dari gangguan orang lain. Karena keadaan yang demikian maka pecahlah pikiran Rasulullah SAW. untuk mencari perlindungan dari orang lain yang dikiranya mampu melindunginya dalam menyebarkan dakwah Islamiyah ini.
Pada waktu itu beliau merasa bahwa udara Makkah sudah pengap dan tidak ada lagi orang yang dapat diharapkan untuk menjadi pelindungnya, karena itulah maka beliau pergi ke Thaif dengan memberikan suaka (perlindungan) kepadanya, tetapi yang terjadi justru berlawanan dari apa yang diharapkannya.
Orang-orang Thaif malah menyakiti beliau baik dengan lisan maupun dengan perbuatan. Mereka perlakukan beliau dengan sewenang-wenang serta disuruhnya orang-orang bodoh agar melempari beliau dengan batu sehingga kedua kaki beliau berdarah. Setelah itu sampailah beliau di suatu tempat dan menyerahkan segala-galanya kepada Allah semata setelah usaha-usaha basyariah (dalam batas-batas kemanusiaannya) tidak ada lagi.
Oleh: Syeh Muhammad Matawali Asy Sya’rawi
Demikianlah telah dijelaskan tentang Sejarah Awal Dakwah Agama Islam Rasulullah Lengkap semoga dapat bemanfaat sehingga menambah wawasan dan pengetahuan kalian.