Bacaan Doa Ketika Keadaan Marah Serta Penjelasannya – Marah merupakan hal atau perkara yang bersifat manusiawi. Setiap orang pasti pernah merasakan marah. Dari waktu ke waktu yang mana kita pun tak luput dari perasaan yang kuat ini. Untuk lebih jelasnya silahkan simak uraian Pengetahuan Islam berikut ini.
Bacaan Doa Ketika Keadaan Marah Serta Penjelasannya
Penyebab marah pun bisa beragam dan umumnya disebabkan oleh frustasi, sakit hati, kejengkelan, kekecewaan, pelecehan, curiga, dan ancaman.
Meskipun ketika meluapkan bisa merasa lega setelah marah. Namun kadang-kadang perasaan lega itu hanya berlangsung pendek. Sehingga, tanpa kita sadari hal itu telah berdampak baik secara psikologis maupun biologis.
Definisi Marah
Menurut E. Kristi Poerwan seorang Psikolog menyatakan bahwa setidaknya ada dua poin yang membuat marah menjadi konstruktif.
Menurutnya Kedua Poin tersebut adalah:
-
Haruslah karena alasan yang tepat, bukan karena factor subjektif
Banyak kasus kemarahan timbul di lingkungan keluarga, misalnya suami marah secara berlebihan karena merasa tidak dihargai pleh istrinya. Padahal ini hnaya pandangan subjektif sang suami.
-
Marah haruslah terkendali
Marah yang membabi buta, bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dampak dari Marah
Beberapa fakta mengungkapkan bahwa marah ternyata mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan.
Amarah yang berasal dari bagian otak yang sangat tua dan biasanya berlangsung hanya selama satu hingga dua detik saja. Tetapi bisa juga dapat berlangsung dalam jangka waktu Panjang.
-
Gejala Biologis
Berdasarkan gejala biologis, marah hanya akan berakibat buruk bagi kesehatan.
Orang yang dalam kondisi sedang marah akan mengalami tekanan darah yang meningkat, hormone stress meningkat, napas jadi pendek dan jantung berdebar.
Marah juga akan membuat badan menjadi gemetar, pupil pada mata berkontraksi dengan tidak teratur, kekuatan fisik akan meningkat, cara bicara dan gerak lebih cepat dan sering lebih sensitif. Tanda tersebut ini akan mengakibatkan pergerakan sel dan hormon dalam tubuh menjadi tidak normal.
-
Gejala Psikologis
Demikian pula gejala psikologis dari orang yang marah. Marah akan menjadikannya rentan akan terkena penyakit hati, yang ujungnya akan berdampak pada kesehatan fisiknya.
Orang marah akan dipengaruhi sifat kritis, pendengki, pendiam, tingkah lakunya agresif, cemburuan, percaya diri rendah, mudah menilai orang dengan negative, selalu tak enak perasaannya, depresi, gelisah, lesu dan mudah Lelah.
Begitu besar dan hebatnya dampak negative dari emosi marah ini. Bukan saja untuk diri orang yang marah, tetapi juga terhadap orang lain.
Marah yang meledak-ledak akan cenderung menjadikan pelakunya berlaku destruktif dan merusak. Marah yang dibiarkan meluap tersebut, berasal dari godaan setan. Apabila hal itu dituruti maka akan menjauhkan seseorang dari mengingat tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Marah yang demikian merupakan bara api yang ditiupkan setan ke dalam hati anak Adam. Sebagaimana Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya, amarah itu dari setan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Bila marah sudah merasuk ke dalam hati, maka setan akan lebih mudah menganggunya. Setan akan mengajaknya pada ranah kesesatan, bahkan kemudian akan menjadikannya sebagai sahabatnya. Oleh karena itu, pada kondisi marah harus segera diatasi.
Cara Mengendalikan Marah
Lantas, Apa yang harus dilakukan pada saat marah?
Dalam Islam tidak menafikan adanya marah ini, karena marah merupakan fitrah yang diciptakan Allah untuk manusia. Islam hanya mengarahkan kepada kita dalam menghadapi sifat emosional kita itu.
Pada saat marah, Islam mengarahkan untuk menyingkapi kondisi tersebut dengan bijak. Tidak memendamnya ke dalam hati sehingga akan menimbulkan berbagai penyakit. Juga tidak pula membiarkannya menjadi meluap tanpa kontrol hingga merusak.
Akan tetapi, hendaknya kita dapat mengendalikan emosi marah ini dengan dua cara, yaitu:
-
Membaca doa istiadzah untuk menutup pintu masuk setan
Bacaan Doa Istiadzah
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“A’uudzu billahi minas- syaithanir- rajiim”.
Artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”.
Sebagaimana Rasulullah telah bersabda:
“Sungguh, aku akan mengajari suatu kalimat, yang apabila ia mengucapkannya maka akan hilang apa yang ia dapatkan (marah). Jika ia membaca, ‘Auudzubillahi minasy- syaitaanir- rajiim’, niscaya hilanglah apa yang ia dapatkan.” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).
Dengan doa memohon perlindungan kepada Allah dari godaan dan kejahatan setan. Dengan membaca doa istiadzah ini, maka setan akan menyingkir dan lari sehingga ia tidak mampu lagi mengobarkan bara api amarah mereka di hati kita.
-
Membaca doa ketika marah agar ingat kepada Allah
Kita dapat membaca doa ketika marah yang diajarkan Rasulullah.
Bacaan Doa Ketika Marah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Allahummaghfirlii dzanbi, wa adzhib ghaidzha qalbii, wa ajirnii minas- syaithani”.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan”.
Dengan hati yang selalu ingat kepada Allah, maka kemarahan yang tadinya meluap akan menjadi reda. Rasa kesal dan jengkel yang tadinya telah menguasai hati menjadi sirna dan pikiran yang tadinya kacau akan menjadi terkontrol.
Manfaat Doa Ketika Marah
Doa itiadzah dan doa ketika marah ini mempunyai kekuatan untuk menolak dari kemarahan. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari kata-kata yang tersirat dalam bacaan doanya.
-
Mengusir setan yang menggoda kita jadi marah
Karena marah datangnya dari godaan setan, maka dengan membaca doa istiadzah setan akan lari tunggang langgang. Ketika setan menyingkir, niscaya mudah bagi kita untuk mengingat Allah.
-
Teringat kekuasaan Allah.
Dengan membaca doa istiadzah dan doa ketika marah, maka kita akan ingat pada kekuasaan, keperkasaan dan wewenang Allah.
Kita akan kembali disadarkan pada makna hakikat tauhid, yakni bahwa sejatinya tidak ada yang berbuat, kecuali hanya Allah semata. Dia-lah yang memiliki kehendak, yang menciptakan dan yang menggerakkan makhluk-makhluk-Nya.
Jika demikian, apabila Anda marah pada seseorang karena sifatnya, ucapannya, kelakuannya, tindak-tanduknya atau lainnya, maka sama halnya Anda telah marah pada Allah.
Apabila Anda jengkel dan benci pada orang yang memaki-maki Anda, atau membenci Anda, maka sama pula Anda jengkel dan benci pada Allah.
Apabila Anda mencela, mencemooh dan menyumpahi seseorang yang Anda marahi. Maka sama halnya Anda telah mencela Allah, dan sebagainya.
Ingatlah hal ini benar-benar, niscaya akan Anda sadar bahwa kemarahan Anda itu sungguh tidak patut dan tidak layak dihadapan Allah.
-
Teringat pada dosa dan kesalahan kita pada Allah
Dengan membaca doa marah, kita akan teringat dosa-dosa kita kepada Allah.
Sebagaimana hal ini tersirat dalam kalimat “ighfir lii dzambi” (ampunilah dosaku).
Dosa atas apa?
Dosa karena kita telah sering mendurhakai-Nya, menyalahi perintah-Nya, mengesampingkan-Nya.
Lalu, apakah dosa kita itu membuat Allah murka kepada kita?
Sungguh, tidak, Allah senantiasa Maha Penyabar dan Penyantun. Berapa banyak manusia berbuat durhaka kepada-Nya, tapi Allah tetap menunjukkan kesabaran dan sifat kesantunan-Nya.
Allah tidak bersegera menimpakan siksa, tetapi senantiasa membukakan pintu ampunan dan maaf yang selebar-lebarnya. Juga selalu bersedia melimpahkan segala karunia-Nya.
Lantas, apakah dengan semua ini, kita masih pantas marah pada ketetapan Allah?
Sungguh, kemarahan Allah di akhirat kelak akan lebih besar, jika kita tidak segera menahan amarah kita dan tidak cepat-cepat memohon ampun kepada-Nya.
Dengan memohon ampunan kepada Allah dan mengingat dosa serta kesalahan kita, berarti kita bersedia untuk mengoreksi setiap kesalahan kita terhadap orang yang kita marahi.
Adakah orang yang kita marahi itu benar-benar bersalah dan patut kita marahi?
Bisa jadi, kemarahan kita itu justru muncul dari kesalahan kita sendiri, bukan dari kesalahannya. Bisa jadi, kita jengkel dan mencaci makinya karena rasa dendam dan iri yang bersarang di hati kita.
Kita marah padanya karena hendak menunjukkan kesombongan kita padanya. Kita marah dan menghina, padahal orang yang kita marahi itu hendak menasehati kebaikan pada diri kita.
Jika memang orang yang kita marahi itu telah berbuat salah pada kita, mungkin kesalahaannya karena tidak disengaja. Bisa jadi karena ia orang yang jahil atau orang bodoh, yang suka pamer dan berbuat sombong.
Meskipun ia telah berbuat kesalahan pada kita, apa pun alasannya, toh kesalahan itu telah diperbuatnya dan telah terjadi. Kita mau marah-marah, itu sama saja percuma.
Belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain akan dapat menyucikan jiwa kita, meninggikan kedudukan kita, dan menguntungkan diri kita sendiri. Belajar untuk memaafkan orang lain adalah langkah yang penting untuk menggapai maghfirah-Nya dan ridha-Nya.
Artinya:
“Barang siapa menolak kemarahannya, maka Allah akan menolak siksa-Nya darinya.” (HR.Thabrani).
Ketahuilah bahwa amarah adalah perasaa. Karenanya, amarah akan mengubah kesan kita terhadap manusia. Amarah akan menggantikan persepsi positif menjadi negative.
Taruhlah Anda bersitegang dengan seseorang. Dia berteriak-teriak, dan Anda pun demikian. Tiga jam kemudian, emosi Anda menurun. Anda sudah tidak lagi berteriak-teriak, tetapi sekarang Anda harus menghadapi dampak dari perasaan akibat marah.
Marah yang Baik
Sampai di sini, perlu diingat bahwa marah tidak selamanya jelek. Ada juga marah yang bersifat positif dan baik. Marah yang positif berfungsi untuk melindungi kita, memelihara hubungan kita, mewujudkan harapan dan cita-cita dan cara pandang kita pada dunia.
Marah yang baik merupakan marah yang dilakukan untuk perkara yang tepat, di saat yang tepat, dan dengan cara yang tepat pula.
Sebagai seorang mukmin, kita dituntut untuk selalu dapat mengendalikan marah. Sehingga, kemarahan kita adalah karena menemui kezhaliman dan diungkapkan dengan tidak meninggalkan keadilan. Kemarahan kita bukan karena dorongan n*fsu, tapi karena Allah.
Demikian penjelasan tentang Bacaan Doa Ketika Keadaan Marah Serta Penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih sudah berkunjung.
Baca juga: