Amalku Adalah Buah Dari Ilmu Yang Kuperoleh – Sahabat Muslim, Amal adalah tujuan dari kita belajar. Ilmu yang tak membuahkan amal, menunjukkan perjuangan menuntut ilmu yang dia lalui selama ini, gagal, tak berbuah. Kata pepatah, “Ilmu tanpa amal, ibarat pohon tanpa buah.”
Nah Sahabat, bagaimana proses ilmu yang diperoleh dapat menjadi buah amal?. Untuk lebih jelasnya silahkan simak artikel Pengetahuan Islam berikut ini.
Amalku Adalah Buah Dari Ilmu Yang Kuperoleh
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, saat menjelaskan hadis,
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Artinya :
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan pada dirinya, maka akan Allah pahamkan tentang agama.” “Hadits Bukhari Nomor 2884)
Beliau berkata,
وهذا اذا أريد بالفقه العلم المستلزم للعمل وأما ان أريد به مجرد العلم فلا يدل على أن من فقه في الدين فقد أريد به خيرا
Artinya :
“Keutamaan ini dapat diraih ketika belajar ilmu kemudian membuahkan amal. Adapun jika belajar ilmu tujuannya sebatas mengilmui atau wawasan (tidak diamalkan), yang seperti itu tidak menunjukkan orang yang mempelajari agama berarti diinginkan kebaikan padanya.” (Miftah Dar As-Sa’adah 1/65)
Jadi, ilmu itu sarana untuk sampai pada amal yang benar, bagaimana menghamba di hadapan Allah dengan benar. Bahasa ringkasnya, ilmu adalah sarana, sementara amal adalah tujuan.
Kalau kata Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah,
من فسد من علمائنا ففيه شبه من اليهود ومن فسد من عبادنا ففيه شبه من النصارى
Artinya :
“Bila ada ulama kita yang rusak, maka ia serupa dengan kaum Yahudi. Ahli ibadah kita yang rusak, maka ia serupa dengan kaum Nasrani.“
Karena ulama yang berilmu tanpa amal, rusak, seperti kaum Yahudi. Orang yang rajin ibadah tanpa ilmu, juga rusak, seperti kaum Nasrani.
Seorang tak akan dapat mewujudkan penghambaan yang sempurna di hadapan Allah, kecuali dengan dua modal yaitu Ilmu yang manfaat dan amal sholih.
Sebagaimana disinggung dalam ayat,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ
Artinya :
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) al-huda dan diinul haq.” (QS. At Taubah Ayat 33).
Penjelasan Ayat;
- Al-Huda, kata para ulama tafsir, maknanya adalah ilmu yang manfaat.
- Sementara diinul haq maknanya adalah amal sholih.
Jadi, pesan utama dari tulisan ini, ilmu adalah sarana dan amal adalah tujuannya.
Pertama : Kita akan ditanya tentang ilmu kita, sudahkah diamalkan?
Nabi shallallahualaihiwasallam mengabarkan, di hari kiamat kelak, kita akan ditanya tentang ilmu yang sudah diraih, untuk apa dan sudahkah diamalkan?
Sahabat Abu Barzah Al-Aslami meriwayatkan hadis dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
Artinya :
“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (Hadits Tirmidzi Nomor 2341)
Mendengar pesan mulia ini, sahabat Abu Darda’ sampai pernah mengatakan,
انما أخشى يوم القيامة أن يناديني على رؤوس الخلائق فيقول : يا عويمر ! ماذا عملت فيما علمت؟
Artinya :
“Sungguh aku takut saat kiamat nanti aku dipanggil dihadapan manusia, lalu aku ditanya,”Uwaimir, apa yang sudah kamu amalkan dari ilmu yang kamu ketahui?“
Bisa anda renungkan, beliau adalah sahabat Nabi, hidup bersama Nabi dan berguru langsung kepada Nabi, pernah menghadiri perang di jalan Allah bersama Nabi. Namun, sedemikian besar rasa takut beliau bila-bila ilmu tak diamalkan.
Berbeda dengan sebagian orang sekarang, yang makin bangga saat menguasai banyak ilmu, namun sama sekali tak gelisah saat tak membuahkan amal.
Saat kita merasa nyaman dengan ilmu yang tak membuahkan amal, hadirkan rasa khawatir itu? Adakah ketakutan kalau-kalau mengidap penyakitnya orang munafik, yang mengumpulkan antara dosa dan angan-angan kosong mendapat surga?
Bila iya… mari kita bertaubat, perbaiki hati dan berbuatlah, amalkanlah ilmumu.
Sangat menarik penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat menjawab pertanyaan ibunda Aisyah radhiyallahu’anha tentang makna ayat,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Artinya :
“Dan orang-orang yang mendermakan apa yang telah mereka berikan, disertai hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al-Mukminun Ayat 60).
“Apakah yang dimaksud pada ayat ini adalah mereka yang suka minum khomr dan mencuri?” tanya Ibunda Aisyah.
لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
Artinya :
“Bukan, wahai putri Ash Shiddiq, tapi mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan.” (Hadits Tirmidzi Nomor 3099)
Inilah karakter orang yang sehat imannya, dia dapat mempertemukan antara amal sholih dan rasa takut kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita mukmin sejati, dan dijauhkan dari karakter kaum munafik
Demikian ulasan tentang Amalku Adalah Buah Dari Ilmu Yang Kuperoleh. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih