Pengertian Puasa Ramadhan, Hikmah Dan Keutamaan – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang Puasa Ramadhan. Yang meliputi pengertian bulan dzulhijjah, hukum melaksanakan, dalil puasa bulan dzulhijjah, waktu atau kapan dilakukan puasa di bulan dzulhijjah.
Pengertian Puasa Ramadhan, Hikmah Dan Keutamaan
Serta niat puasa bulan dzulhijjah meliputi puasa dzulhijjah, puasa tarwiyah, dan puasa arafah dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami. Untuk lebih detailnya silakan simak artikel Pengetahuanislam.com mengenai puasa ramadhan dibawah ini.
Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah Puasa yang dilakukan pada bulan ramadhan yang dilakukan 1 bulan penuh sekaligus puasa yang diwajibkan dan termasuk rukun islam yang ke 3.
Puasa disyari’atkan pada tahun ke-2 Hijriyah, dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa sebanyak sembilan kali Ramadhan, adapun tahapan diwajibkannya:
Pertama: Diwajibkan pertama kali dalam bentuk boleh memilih, apakah berpuasa atau memberi makan setiap satu hari satu orang miskin, dan disertai motivasi untuk berpuasa.
Kedua: Diwajibkan berpuasa, dengan aturan bahwa apabila orang yang berpuasa tertidur sebelum berbuka maka haram atasnya berbuka sampai malam berikutnya.
Ketiga: Diwajibkan berpuasa, dimulai sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, inilah yang berlaku sampai hari kiamat.
Hikmah Puasa Ramadhan
Diantara hikmah pentahapan kewajibannya yang dimulai dari kebolehan memilih apakah mau berpuasa atau memberi makan setiap satu hari satu orang miskin adalah agar syari’at puasa lebih mudah diterima oleh jiwa manusia, maka pada akhirnya puasa diwajibkan, dan bagi yang tidak mampu boleh menggantinya dengan fidyah, yaitu memberi makan setiap satu hari yang ditinggalkan kepada satu orang miskin. Insya Allah akan datang pembahasan tentang fidyah lebih detail.
Dengan demikian, maka hikmah dan manfaat dari menjalankan puasa ramadhan bagi yang menjalankannya adalah:
1. Melatih Diri Untuk Menjadi Pribadi Yang Lebih Tabah Dan Sabar
Di bulan ramadhan, seperti yang telah di bahas sebelumnya bahwasannya, kita menjalankan puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus. Akan tetapi dengan kita melakukan puasa ramadhan maka kita akan dilatih untuk terbiasa dapat menahan amarah, serta tidak berburuk sangka terhadap orang lain. Dan kita juga akan terbiasa untuk bersabar menghadapi sesuatu, tidak mudah untuk terpancing oleh omongan – omongan orang lain tentang diri kita .
Maka, dengan demikian kita dapat menjadi pribadi yang sabar dan tabah bukan hanya di bulan ramadhan, namun di bulan – bulan selanjutnya .
2. Tercapainya derajat ketaqwaan seseorang
Dengan menjalankan ibadah puasa, maka seseorang akan menjalankan kebaikan – kebaikan seperti yang Allah SWT. perintahkan dan menjauhi semua larangan Allah SWT. Dengan demikian, maka dengan menjalankan ibadah puasa maka seseorang mampu menjadi pribadi yang lebih bertaqwa lagi kepada Allah SWT. Dan di bulan ramadhan juga, kita sebagai orang muslim yang menjalankan ibadah puasa akan merasa selalu di awasi oleh Allah SWT., semangat untuk melakukan hal – hal yang diperintahkan oleh Allah SWT. serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Maka dari itu, hikmah dari berpuasa ramadhan adalah menjadikan seseorang bertaqwa kepada Allah SWT.
3. Melatih Seseorang Menjadi Lebih Menghargai Waktu ( Lebih Disiplin )
Seseorang yang menjalankan puasa, maka hidupnya akan lebih teratur. Sebagai contoh kita yang tidak terbiasa bangun pagi, dengan menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan maka kita akan lebih teratur bangun pagi untuk menjalankan makan sahur. Dan bagi yang makannya tidak teratur dengan puasa makannya akan teratur yaitu ketika sahur dan berbuka puasa. Dengan terbiasanya bangun pagi, maka di bulan – bulan selanjutnya hidupnya akan teratur dan yang pasti tidak malas untuk bangun pagi .
4. Melatih Menjadi Lebih Bersyukur
Disaat kita menjalankan ibadah puasa, kita hanya makan dua kali di saat berbuka puasa dan waktu sahur. Dengan demikian, maka kita akan lebih merasa bersyukur dengan apa yang kita makan selama ini ketika kita tidak berpuasa. Dengan demikian rasa syukur itu akan muncul pada diri seseorang tersebut.
5. Menjadikan Lebih Peduli Terhadap Sesama
Sesama muslim adalah saudara. Dan ikatan itu di bulan ramadhan sangat terjalin dengan erat. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh diantaranya adalah :
- Memberi makan tajil untuk berbuka, secara cuma – cuma ( berbuka puasa gratis )
- Shalat berjama’ah
- Saling berbagi ilmu agama
Dan kebiasaan ini , akan terjalin dan terbiasa di bulan – bulan di luar bulan ramadhan .
6. Mempererat Tali Silaturahmi
Dengan kita menjalankan ibadah puasa, dan kita setiap malam menjalankan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengaji di masjid. Maka dengan adanya kegiatan seperti itu setiap hari dan menjadikan setiap hari bertemu, maka yang awalnya tidak pernah bertemu menjadi bertemu yang biasanya tidak akrab menjadi akrab. Dan kebiasaan ini juga akan berlanjut di bulan – bulan di luar bulan ramadhan .
7. Semua Hal Yang Dilakukan Adalah Ibadah
Semua hal atau perbuatan baik bernilai ibadah. Apalagi di bulan ramadhan, bulan dimana pahala kita dilipat gandakan. Dengan membiasakan diri di bulan ramadhan untuk berbuat baik, maka kita akan terbiasa di hari – hari di bulan di luar bulan ramadhan.
8. Membiasakan Diri Untuk Berhati – Hati Dalam Berbuat
Dengan menjalankan ibadah puasa, maka kita akan menghindari hal – hal yang dapat mengurangi pahala puasa kita yaitu dengan menjaga lisan, perbuatan dan hati. Dengan demikian setelah kita membiasakan diri berbuat baik di bulan ramadhan , kita akan terbiasa serta akan berhati – hati dalam bertindak. Karena ingat bahwa Allah swt mengetahui semua hal yang kita kerjakan .
9. Melatih Diri Untuk Hidup Sederhana
Ketika kita makan di waktu berbuka, pasti kita akan merasakan betapa nikmatnya berbuka puasa tersebut walaupun berbuka hanya dengan air putih dan sesuap nasi. Dengan merasakan hal itu, pasti kita akan sadar dan kita akan lebih menghargai makanan serta akan melatih diri kita untuk lebih sederhana dalam hidup. Karena sesungguhnya Allah swt tidak menyukai dengan hal yang berlebihan. Dan lebih menyukai hal yang sederhana.
10. Menunjukkan Keseimbangan Hidup
Berpuasa, adalah bentuk ibadah seorang hamba kepada Allah swt. Dan sesungguhnya Ibadah adalah kewajiban kita sebagai manusia sebagi seorang hamba Allah swt. Dengan menjalankan puasa di bulan ramadhan, maka kita telah menjalankan kewajiban untuk bekal kelak di akhirat.
Serta keseimbangan hidup kita yaitu kebutuhan dunia dan akhirat, dengan kata lain dengan berpuasa maka kita telah menjalankan kebutuhan akhirat dan sejenak meninggalkan kebutuhan dunia. Karena kebutuhan dunia jika akan diikuti bakal tidak ada ujungnya atau dengan kata lain kepuasan dari diri manusia tidak ada ujungnya. Namun yang perlu diingat kepentingan dunia dan akhirat harus seimbang.
11. Setiap Ibadah, Memiliki Tujuan
Semua hal yang kita lakukan, pasti memiliki tujuan dan maksud. Begitupun dengan ibadah puasa, kita menjalankan ibadah puasa dengan tujuan untuk melatih diri supaya tidak melakukan perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh Allah swt. Serta melatih diri untuk lebih bertaqwa kepada Allah swt
12. Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik
Ketika menjalankan ibadah puasa, kita harus menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Siapa sih yang menginginkan pahala puasa kita berkurang dan hanya mendapat rasa lapar dan haus. Tentu tidak bukan ? Maka kita harus dapat mengontrol emosi, serta perbuatan – perbutan yang buruk.
Dan seharusnya, walaupun kita telah tidak berada di bulan ramadhan hendaknya kebaikan – kebaikan yang dilakukan di bulan ramadhan tetap berlanjut di bulan selanjutnya. Dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik .
13. Hikmah Puasa Dalam Bidang Kesehatan
Selain secara syar’i, puasa juga memiliki hikmah di bidang kesehatan. Hikmah atau manfaat yang dapat di dapat di bidang kesehatan antara lain yaitu :
- Mengurangi tekanan darah
- Mengurangi kadar diabetes
- Mengurangi berat badan
- Mengurangi resiko stuk
- Sebagai obat maag
Namun, walaupun berpuasa dapat bermanfaat dalam kesehatan kita harus mengutamakan hikmah yang paling utama yaitu hikmah secara syar’i atau seperti yang telah dijelaskan nomor 1 sampai dengan 12.
Subhanallah . . . .Begitu banyak hikmah dari menjalankan ibadah puasa ramadhan . Jadi , masa iya kita akan menyianyiakan kesempatan emas untuk mendapat pahala serta mendapat tubuh yang sehat . Tentu tidak bukan ? atau adakah yang masih bermalas – malasan untuk tidak mengerjakan puasa ramadhan serta kewajiban yang lain ? Jika masih ada , berarti anda menginginkan menjadi orang yang rugi .
Semoga dengan penjelasan di atas mengenai hikmah menjalankan puasa ramadhan dan manfaatnya , kita dalam menjalankan ibadah puasa di tahun ini menjadi pribadi yang lebih baik serta menjadi muslim yang berada dalam lindungan Allah swt serta mendapat keberkahan dariNya . Dan semoga dengan penjelasan di atas kita akan lebih semangat lagi dalam menjalankan ibadah puasa . Amin
Ada berjuta hikmah puasa Ramadhan bagi kesehatan dan rohani seseorang, semakin kita memahaminya maka semakin bersemangat pula kita menjalankannya. Dalam berbagai ayat yang telah ditafsirkan oleh berbagai ulama, dalam berbagai hadits yang diriwayatkan oleh para perawi hadis Nabi, serta keterangan dari ulama langsung mengenai hikmah puasa di bulan Ramadhan yang kami sampaikan berikut ini semoga bisa mempertebal iman kita pada perintah-Nya yang agung ini.
Keutamaan Puasa Ramadhan
Berikut ini beberapa keutamaan Puasa Ramadhan, diantaranya yaitu:
1. Mengasah Ketaqwaan Seorang Hamba
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Ya, dengan disyariatkannya ibadah puasa di bulan Ramadhan maka seorang muslim akan melatih dirinya selama sebulan penuh untuk menghindari segala larangannya dan bahkan sesuatu yang halal di bulan lain akan menjadi haram bagianya di bulan tersebut. Inilah yang diistilahkan dengan madrasah mutamayizah (sekolah istemewa). Jika hal yang halal saja bisa kita tahan untuk tidak melakukannya, seperti makan dan minum serta berhubungan suami-istri, maka diharapkan setelah masuk pada bulan syawal hingga puasa pada tahun selanjutnya, hal-hal yang sifatnya haram sudah barang tentu lebih mampu dihindari.
Penjelasan di atas kiranya yang menjadi maksud dari kata لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ , yakni agar kamu bertakwa, dimana rasa takutmu kepada Allah semakin tinggi.
Adapun Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan lebih lengkap tentang tafsir mengenai makna ketakwaan yang diperoleh dari hikmah puasa di bulan Ramadhan, setelah menyebutkan penggalan ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (“Agar kalian bertakwa”)
Beliau menjelaskan bahwa:
فإن الصيام من أكبر أسباب التقوى, لأن فيه امتثال أمر الله واجتناب نهيه
“Sesungguhnya puasa termasuk salah satu sebab terbesar diraihnya ketakwaan, karena di dalam ibadah puasa terdapat bentuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya” (bukan hadis)
فمما اشتمل عليه من التقوى : أن الصائم يترك ما حرم الله عليه من الأكل والشرب والجماع ونحوها, التي تميل إليها نفسه, متقربا بذلك إلى الله, راجيا بتركها, ثوابه، فهذا من التقوى.
“Yang termasuk dalam cakupan takwa (yang terdapat dalam ibadah puasa ini, pent.) adalah bahwa seorang yang berpuasa meninggalkan perkara yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum, bersetubuh, dan lainnya yang disenangi oleh nafsunya, dengan niat mendekatkan dirinya kepada Allah, mengharap pahala-Nya dengan meninggalkan perkara-perkara tersebut, maka ini termasuk bentuk ketakwaan.” (bukan hadis)
ومنها: أن الصائم يدرب نفسه على مراقبة الله تعالى, فيترك ما تهوى نفسه, مع قدرته عليه, لعلمه باطلاع الله عليه،
Dan diantara bentuk-bentuk ketakwaan dari ibadah puasa ini adalah bahwa orang yang berpuasa melatih dirinya untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, sehingga ia meninggalkan sesuatu yang disukai dirinya, padahal ia memiliki kemampuan untuk melakukannya, karena ia meyakini bahwa Allah mengawasinya. (bukan hadis)
ومنها: أن الصائم في الغالب, تكثر طاعته, والطاعات من خصال التقوى،
“Di antaranya pula bahwa orang yang berpuasa pada umumnya banyak melakukan ketaatan, sedangkan ketaatan adalah bagian dari ketakwaan” (bukan hadis)
Mengenai tata cara dan cara menjalankan puasa bilamana seseorang mengalami sakit atau dalam perjalanan diterangkan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya, yakni pada ayat 184-185 surah Al-Baqarah. Sebagaimana dalam ayat 185 disebutkan, “Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain”
2. Ramadhan Sebagai Jalan Penghapus Dosa
Sebagaimana Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi saw., beliau bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Barang-siapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Alangkah beruntungnya orang yang bisa menjalankan puasa Ramadhan, bahkan dikatakan bahwa jika telah masuk bulan mulia ini para setan menangis terseduh-seduh karena iri terhadap manusia yang mendapat ampunan dari Allah.
Walau demikian, landasan imanlah yang jadi penentu dari semua ini. Jika seseorang betul-betul melaksanakannya karena landasan tersebut, maka segala dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah swt.
3. Menahan Lapar Untuk Melatih Kesabaran
الصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ
“Puasa adalah setengah dari kesabaran.” (HR. Ibnu Majah)
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، يُذْهِبْنَ وَحْرَ الصَّدْرِ
“Puasa bulan kesabaran dan tiga hari dalam setiap bulan dapat melenyapkan kedengkian dalam dada.” (HR. Ahmad, dan dari Bazzar dari Ali dan Ibnu Abbas, dan Thabrani dan Baghawy dari Namr bin Tulab. Lihat Al-Jami’ Ash-Shagir 3804)
Salah satu bentuk kesempurnaan puasa adalah dengan tidak berbantah-bantahan dan tidak mudah melampiaskan kemarahan yang mana intinya adalah anjuran untuk berprilaku sabar. Bahkan dikatakan dalam sebuah hadis Nabi,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”
Jadi, pada dasarnya hikmah puasa Ramadhan adalah bukan hanya untuk menahan lapar dan haus saja, tapi juga emosi agar pada bulan tersebut dapat menjadi gemblengan bagi seorang muslim untuk menjadi hamba yang lebih mampu menata emosianalnya. Tak ada gunanya lapar dan haus sehari kalau hati kita dan anggota badan kita tidak ‘diajak’ berpuasa juga. Bahkan Ibnu Rajab mengatakan,
أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ
“Tingkatan puasa yang paling rendah adalah hanya meninggalkan minum dan makan saja.” (bukan hadis)
Dengan demikian, hikmah Ramadhan sebenarnya bukan hanya untuk membersihkan fisik kita, tapi juga rohani kita agar bisa hidup lebih Islami selama 11 bulan selanjutnya.
4. Manfaat Puasa Sebagai Perisai Diri
Sebagaimana halnya Nabi Saw. bersabda bahwa الصِّيَامُ جُنَّةٌ , yakni puasa sebagai junnah atau “perisai”. Sabda tersebut terdapat pada dua hadis di bawah:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ
“Puasa adalah perisai dari api neraka, seperti perisainya salah seorang kalian dalam peperangan.” (HR.Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hiban, dan Ibnu Khuzaimah dari Utsman bin Abil Ash, sahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 3879)
Dalam riwayat lain beliau Saw. bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ وَهُوَ حِصْنٌ مِنْ حُصُونِ الْمُؤْمِنِ
“Puasa adalah perisai. Ia adalah benteng dari sekian banyak benteng orang Mukmin.” (HR. Thabrani dari Abi Umamah, derajatnya hasan sahih. Al-Jami’ Ash-Shaghir A/3881)
Hadits di atas diriwayatkan oleh banyak sanad dari sejumlah sahabat Nabi, di antaranya dari Abu Hurairah dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim.
Maksud perisai tersebut adalah dimana hikmah puasa Ramadhan untuk melindungi diri dari dosa ketika hidup di dunia karena dengan berpuasa seseorang akan selalu berusaha menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang, dan bahkan efeknya bisa berlangsung pada hari-hari dimana ia tidak lagi berpuasa. Maksud perisai lainnya adalah bahwa dengan menjalankan ibadah tersebut maka kelak pahalanya akan menyelamatkan seseorang dari api neraka di Yaumul Akhir.
Mengenai hikmah Ramadhan ini, dijelaskan pula oleh Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di:
ومنها: أن الصيام يضيق مجاري الشيطان, فإنه يجري من ابن آدم مجرى الدم, فبالصيام, يضعف نفوذه, وتقل منه المعاصي،
“Dan diantaranya juga bahwa orang yang berpuasa berarti menyempitkan jalan-jalan setan dalam tubuhnya, karena setan berjalan dalam diri keturunan Nabi Adam as. di tempat aliran darah. Maka dengan puasa melemahkan kekuatan setan dan menjadi sedikit kemaksiatan karenanya.” (bukan hadis)
Pemaparan beliu di atas bukan tanpa alasan karena Nabi saw. juga pernah bersabda mengenai hikmah Fasting ini:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.”
Dengan demikian, bukan hanya karena seseorang takut berbuat maksiat kepada Allah di bulan Ramadhan yang menjadikannya lebih bertaqwa, tapi juga memang karena dengan berpuasa seseorang akan membatasi pengaruh setan / jahat dalam dirinya disebabkan karena menahan lapar yang mana hal tersebut dapat menyempitkan jalan-jalan setan yang mengalir dalam pembuluh darah.
Terlepas pada puasa yang dijalankan di bulan Ramadhan, hikmah puasa pada hari-hari lain juga diungkapkan dapat menjadi tameng dalam mengontrol hawa nafsu seseorang, sebagaimana disebutkan hadis berikut yang berkaitan dengan anjuran menikah:
يا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
(رواه البخاري، رقم 5066 ، مسلم، رقم 1400)
“Wahai para pemuda! Siapa yang sudah memiliki kemampuan (lahir maupun batin), maka (bersegerahlah) menikah. Karena hal itu dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan.Sedangkan bagi yang belum mampu (menikah), hendaklah dia berpuasa, karena hal itu (menjadi) benteng baginya.” (HR. Bukhari, no. 5066, Muslim, no. 1400)
Dengan demikian, jika ingin menjaga pandangan dan juga gejolak syahwat yang tinggi yang tidak dapat dilampiaskan dalam hubungan yang halal, maka salah satu solusinya adalah dengan senantiasa berpuasa.
5. Sarana Memperbanyak Zikir Kepada Allah
Rasulullah pernah bersabda mengenai kesenangan beliau ketika mengalami lapar, yang mana ini bisa semakna dengan aktifitas berpuasa seorang muslim.
عَرَضَ عَلَيَّ رَبِّيْ لِيَجْعَلَ لِيْ بَطْحَاءَ مَكَّةَ ذَهَبًا ، فَقُلْتُ : لَايَارَبَّ ، وَلَكِنِّيْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَجُوْعُ يَوْمًا ، فَإِذَا جُعْتُ تضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ وَإِذَا شَبِعْتُ وَشَكَرْتُكَ
“Tuhanku pernah menawariku untuk menjadikan kerikil di Makkah emas. Aku menjawab,“Tidak, wahai tuhanku. Akan tetapi aku kenyang sehari dan lapar sehari. Apabila aku lapar, aku merendah sembari berzikir kepada-Mu, dan apabila aku kenyang, aku memuji-Mu dan bersyukur kepadamu-Mu.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Abi Umamah.)
Memang betul bahwa salah satu hikmah puasa adalah dimana seorang hamba akan semakin giat melakukan amalan akhiratnya karena terdorong oleh pahala dan rasa lapar yang dialaminya. Dengan kosongnya perut maka badan akan sedikit lemas, sehingga dengan demikian akan memilih lebih banyak diam dari pada berbicara dan beraktifitas. Dan hal yang paling baik dilakukan saat itu adalah zikir yang sama sekali tak butuh banyak tenaga.
6. Manfaatnya Bagi Kesehatan Tubuh
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
“Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Thabrani)
Bisa dibayangkan, kalau anda punya motor yang hanya dipakai saja selama setahun penuh tanpa pernah di-service, kira-kira bagaimana jadinya? Tentunya ia akan cepat rusak kan? Nah, demikian juga dengan tubuh / fisik kita, jika selama setahun penuh organ tubuhnya dan ototnya hanya digunakan saja tanpa pernah diservis maka sudah barang tentu akan mudah sakit dan tidak fit.
Jadi, hikmah puasa Ramadhan dari segi kesehatan dengan menahan lapar ini sebenarnya sebagai bentuk pemeliharaan pada tubuh kita.
Tuhanlah yang menciptakan manusia, sehingga Tuhan pula yang jauh lebih tau bagaimana system service yang tepat untuk ciptaannya. Sama halnya dengan produsen kendaraaan, karena dialah yang menciptakan produknya, maka dia pula yang jauh lebih tau bagaimana cara merawatnya.
Dalam sebuat hadits Nabi saw. juga lebih lanjut dipertegas mengenai penjalasan di atas:
“Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah puasa” (HR. Ibnu Majah)
Karena apa yang diungkapkan oleh Nabi Muhammad adalah bagian dari wahyu, maka kebenarannya pun tak dapat diragukan. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penilitian pakar kesehatan mengenai puasa.
Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya sendiri, “Al Islam wat Tibbul Hadits”, beliau mengungkapkan bahwa hikmah puasa di antaranya adalah sebagai obat dari beraneka macam penyakit dalam, seperti kencing manis (diabetes), ginjal, dan darah tinggi.
Salah seorang dokter juga yang berkebangsaan Amerika, Mac Fadon, membuktikan bahwa ia berhasil mengobati pasiennya yang telah gagal menggunakan obat-obat modern hanya dengan menganjurkan melakukan puasa saja.
Di Jerman juga ada sebuah lembaga bernama Fasten Institute atau Lembaga Puasa yang mana menggunakan aktifitas puasa sebagai jalan untuk upaya penyembuhan pada penyakit yang tidak lagi bisa diobati dengan obat-obat kimia buatan pabrik dan ahli kedokteran. Dan istilah ‘diet’ juga sebenarnya bagian dari puasa, namun dalam bentuk yang lebih sederhana.
Dr. Alexis Carel sendiri yang merupakan salah seorang dokter internasional yang terkenal karena pernah memperoleh penghargaan nobel dalam bidangnya, yakni kedokteran, menegaskan bahwa dengan melakukan puasa pernafasan akan menjadi lebih bersih dan sehat.
7. Manfaat Puasa Dalam Meningkatkan Kepekaan Sosial
Penjelasan yang sangat tepat mengenai ini adalah sebagaimana seorang ulama besar bernama Al-Allamah Ibnu Hammam mengungkapkan bahwa :
“Tatkala seseorang merasakan pedihnya lapar pada sebagian waktunya, ia akan teringat perasaan ini diseluruh waktunya, lalu timbullah padanya rasa kasihan.” (Fath Al-Qadir 2/42)
Rasa lapar yang berat yang dirasakan seseorang saat berpuasa akan menjadikannya lebih peka terhadap kehidupan orang-orang yang sedang susah, seperti pemulung, peminta-minta dan fakir miskin yang terkadang hanya bisa makan 1-2 kali sehari.
Dijelaskan pula dalam Tafsir As-Sa’di:
ومنها: أن الغني إذا ذاق ألم الجوع, أوجب له ذلك, مواساة الفقراء المعدمين, وهذا من خصال التقوى.
“Di antaranya adalah orang yang kaya jika merasakan lapar (saat berpuasa), hal itu mendorongnya untuk meringankan kesulitan orang-orang fakir yang tak berharta, dan ini adalah bagian dari ketakwaan” (Tafsir As-Sa’di)
Sungguh mengagumkan hikmah puasa Ramadhan untuk umat-Nya. Ia tidak hanya sebagai bentuk servis pada tubuh dan rohani seseorang, tapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan sosial. Berdasarkan pemaparan dari tafsir di atas, maka jelaslah bahwa puasa menjadi jalan untuk meningkatkan kesadaran orang-orang yang diberi rezeki yang cukup agar peduli pada sesamanya, lebih khusus pada tetangganya yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.
8. Agar Menjadi Manusia Yang Lebih Berbudi
Selain menahan lapar dan minum serta tidak melakukan hubungan suami istri di siang hari, puasa di bulan Ramadhan mengharuskan setiap umat Muslim untuk tidak berbuat dan berkata-kata hal yang buruk.
Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
Hikmah puasa di bulan Ramadhan yang dapat kita tarik redaksi hadis di atas adalah bahwa puasa sama sekali bukan hanya untuk tujuan menahan lapar dan haus, tapi lebih kepada hal-hal yang sifatnya pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang sifatnya negatif, seperti berkata jorok, berbohong dan lain sebagainya.
Lebih lanjut di jelaskan lagi dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.”
Artinya apa? Bahwa jika kamu puasa maka puasakan pula nafsu amarahmu agar kesempurnaan ibadah puasa kamu dapatkan. Adapun ‘lagwu’ diartikan sebagai ucapan yang sia-sia dan tidak memiliki manfaat. Sedangkan makna ‘rofats’ adalah bermakan segala setiap hal yang diinginkan kaum pria pada perempuan, atau bisa juga berarti kata-kata kotor.
9. Hikmah Puasa Untuk Menghapus Sikap Dengki Dalam Diri
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، يُذْهِبْنَ وَحْرَ الصَّدْرِ
“Puasa bulan kesabaran dan tiga hari dalam setiap bulan dapat melenyapkan kedengkian dalam dada.” (HR. Bazzar dari Ali dan Ibnu Abbas, dan Thabrani dan Baghawy dari Namr bin Tulab. Lihat Al-Jami’ Ash-Shagir 3804)
Tampak jelas bahwa dengan berpuasa maka kita bisa merontokkan segala penyakit hati dalam diri kita, terutama sikap dengki pada sesama.
Dengki sendiri adalah sikap dimana seseorang merasa tidak senang dengan orang lain karena kesuksesan yang diraihnya. Dan dikatakan pula bahwa orang yang dengki biasanya marah dan memusuhi orang lain walau orang tersebut tak punya salah dengannya.
Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian Puasa Ramadhan, Hikmah Dan Keutamaan semoga dapat bemanfaat sehingga menambah wawasan dan pengetahuan kalian.