Ciri Ciri Wanita Ahli Surga Yang Di Ridhoi Oleh Allah – Pada pembahasan kali ini Pengetahuan Islam akan menjelaskan tentang Ciri-Ciri seorang wanita yang di ridhoi oleh Allah. Yang mana karena prilakunya yang taat terhadap suami dan kedua orang tuanya. Untuk lebih detailnya mari simak artikel di bawah ini.
Ciri Ciri Wanita Ahli Surga Yang Di Ridhoi Oleh Allah
Keterangan ini kami ambil dari kita “Syarah ‘Uqudullujain”. Sesungguhnya Surga dan Neraka hak adanya, kita sebagai mahluk Allah yang paling sempurna wajib meyakini Surga dan Neraka. Akan tetapi kita tidak tau siapa yang akan menjadi ahli surga dan siapa yang menjadi ahli Neraka, untuk itu kami tuturkan ciri ciri perempuan ahli surga yang di sabda kan oleh rosulullulloh yang di kutip dalam kitab “Uqudul lujain”.
Wanita Itu Aurat
Sedari kecil, tentunya para kaum hawa sudah pernah mendapatkan pelajaran ini. Bahwa aurat seorang perempuan adalah dari ujung rambut sampai ujung kaki, selain wajah dan telapak tangan.
Dalam kitab uqudullijain di sebutkan.
(قَالَ النَبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ) أَيْ يَسْتَقْبِحُ ظُهُوْرُهَا لِلرِّجَالِ (فَإِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا) أيْ خَدْرِهَا (اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ) أيْ رَفَعَ بَصَرَهُ إِلَيْهَا، فَيُوْقِعُ فِيْ الْفِتْنَةِ، أَوِ الْمُرَادُ شَيْطَانُ الْإِنْسِ، سُمِّيَ بِهِ عَلَى التَّشْبِيْهِ (وَأَقْرَبُ مَا تَكُوْنُ الْمَرْأَةُ مِنَ اللهِ إِذَا كَانَتْ فِيْ بَيْتِهَا. وَفِيْ رِوَايَةٍ: الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ) أَيْ غَيْرُ وَثِيْقَةٍ بِهَا فَسَادٌ كَبِيْرٌ (فَاحْبِسُوْهُنَّ فِيْ الْبُيُوْتِ، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا خَرَجَتْ الطَرِيْقَ) أيْ خَرَجَتْ مِنْ خَدْرِهَا وَأَرَادَتْ أَنْ تَسْلَكَ الطَّرِيْقَ (قَالَ لَهَا أَهْلُهَا أَيْنَ تُرِيْدِيْنَ ؟، قَالَتْ: أَعُوْدُ مَرِيْضًا وَأَشِيْعُ جَنَازَةً، فَلاَ يَزَالُ بِهَا الشَيْطَانُ حَتَّى تُخْرِجَ ذِرَاعَهَا، وَمَا الْتَمَسَتْ) أَيْ طَلَبَتْ (الْمَرْأَةُ وَجْهَ اللهِ) أيْ رِضَاهُ (بِمِثْلِ أَنْ تَقْعُدَ فِيْ بَيْتِهَا وَتَعْبُدَ رَبَّهَا وَتُطِيْعَ بَعْلَهَا) أيْ زَوْجَهَا
Nabi SAW bersabda: Wanita adalah aurat, (yakni tidak baik kehadirannya perempuan kepada kaum lelaki), jadi ketika ia keluar dari rumahnya (yaitu dari penutupnya) maka mengelu-elukan syetan padanya. (maksudnya syetan itu memandang tajam kan matanya kepada perempuan tersebut lalu kemudian ia membuatnya ke dalam fitnah, atau yang dimaksudkannya adalah syetan manusia, dinamakan dengan nama ini, karena menyerupai nya). Dan sedekat-dekatnya jarak antara seorang istri dan Allah ialah berada dalam rumahnya. Dan dalam satu riwayat: Perempuan itu aurat (yakni tidak bisa dipercaya dengan adanya perempuan apa kerusakan yang besar) maka tahanlah mereka untuk tidak keluar rumah, maka sesungguhnya seorang istri jika ia keluar rumah, (yakni ia keluar dari penutupnya dan hendak meniti jalan) dan keluarganya bertanya padanya “Kemana engkau hendak pergi ?” ia menjawab : Aku akan menengok yang sedang sakit, atau Aku akan melayat jenazah. Maka tak henti-hentinya syetan merayu sehingga terbuka diro’ nya.
Bagi seorang istri tidak ada yang ia lakukan untuk mencari ridho Allah kecuali ia mendiami rumahnya dan beribadah kepada tuhannya dan menta’ati suaminya.
Istri Ibarat Pabrik Bagi Keluarga Dan Tiang Agama
Memiliki istri yang sholehah adalah dambaan semua kaum adam, bagaimana tidak, walaupun yang laki tidak karuan moralnya. Namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam, pasti ia menginginkan keluarga yang harmonis dan bahagia yang bisa merubah dirinya menjadi lebih baik.
وَكَانَ حَاتِمُ الْأَصَمِ يَقُوْلُ: “الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ وَعِمَارَةُ الْبَيْتِ وَعَوْنٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُخَالَفَةُ تَذِيْبُ قَلْبَ صَاحِبِهَا وَهِيَ ضَاحِكَةٌ”. وَكَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍ يَقُوْلُ: “عَلَامَةُ كَوْنِ الْمَرْأَةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ تَضْحَكَ لِزَوْجِهَا إِذَا أَقْبَلَ، وَتَخُوْنُهُ إِذَا أَدْبَرَ”. وَكَانَ حَاتِمُ الْأَصَمِ يَقُوْلُ: “مِنْ عَلَامَةِ الْمَرْأَةِ الصَّالِحَةِ أَنْ يَكُوْنَ حُبُّهَا مُخَافَةَ اللهِ، وَغِنَاهَا الْقَنَاعَةُ بِقِسْمَةِ اللهِ وحُلِيُّهَا السَّخَاوَةُ بِمَا تَمْلِكُ، وَعِبَادَتُهَا حُسْنُ خِدْمَةِ الزَّوْجِ، وَهِمَّتُهَا الْإِسْتِعْدَادُ لِلْمَوْتِ
Hatim Al-Ashom Berkata: Istri sholihah adalah tiang agama dan pemakmur rumah tangganya dengan menta’ati suaminya
Abdullah bin Umar Berkata: Adapun Tanda-tanda istri yang menjadi ahli neraka adalah: istri yang tersenyum di hadapan suaminya, akan tetapi berkhianat ketika di belakang suami.
Hatim Al-Ashom pun berkata: Sebagian dari tanda istri sholihah adalah cinta akan takut kepada Allah. Menerima (bersyukur) atas pemberian Allah. Di hiasi dengan murah hati dengan apa yang ia miliki. Dan ibadahnya adalah melayani suami dengan sebaik-baiknya. Adapun Tujuan dari semua itu adalah bukan tak lain ia jadikan bekal kematian.
Itulah sedikit ciri-ciri dari wanita penghuni surga dan neraka yang bisa kita jauhi dan kita jalankan.
Termasuk Dosa Besar Seorang Perempuan
Bagi seorang wanita, tentunya kalian tak mau mengerjakan perbuatan ini, namun terkadang kita lupa akan hak-hak yang telah di tentukan. Di sebutkan dalam kitab iqudullijain di terangkan sebagai berikut:
وَمِنَ الْكَبَائِرِ، أيْ كَبَائِرُ الذُّنُوْبِ (خُرُوْجُ الْمَرْأَةِ المْمُزَوّجَةِ مِنْ بَيْتِهَا) أيْ مَحَلِ إِقَامَتِهَا (بِغَيْرِ إِذْنِهِ، وَلَوْ لِمَوْتِ أَحَدِ أَبَوَيْهَا) أيْ لَأَجْلِ جَنَازَتِهِ
Termasuk dari sebagian dosa besar adalah keluarnya seorang wanita yang sudah mempunyai suami dari rumah tanpa izin suaminya, sekalipun salah satu orang tuanya meninggal untuk menjenguknya.
Sungguh dahsyat dan besar sekali faidah bagi istri yang taat kepada suaminya. Ada salah satu riwayat yang menjelaskan tentang di ampuni dosa-dosa kedua orang tuanya karena ketaatannya pada suami.
Dalam kitab Ihya’ ulumiddin karangan Imam Al Gozali sebagai berikut:
(وَفِيْ الإِحْيَاءِ) لِلْغَزَالِي رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى (خَرَجَ رَجُلٌ فِيْ سَفَرِهِ وَعَهِدَ) بِكَسْرِ الْهَاءِ أَيْ أَوْصَى (إِلَى امْرَأَتِهِ أَنْ لاَ تَنْزِلَ مِنَ الْعُلُوِ إِلَى السُّفُلِ، وَكَانَ أَبُوْهَا فِيْ الأَسْفَلِ فَمَرِضَ) أيْ الْأَبُ (فَأَرْسَلَتْ الْمَرْأَةُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْتَأْذِنُ فِيْ النُزُوْلِ إِلَى أَبِيْهَا) أي لِعِيَادَتِهِ (فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَطِيْعِيْ زَوْجَكِ”) أيْ وَلَا تَنْزِلِيْ (فَمَاتَ) أيْ الْأَبُ (فَاسْتَأْذَنَتْ) أيْ رَسُوْلَ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النُّزُوْلِ لِأَجْلِ شُهُوْدِ جَنَازَتِهِ (فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَطِيْعِيْ زَوْجَكِ”) فِيْ عَدَمِ النُّزُوْلِ (فَدُفِنَ أَبُوْهَا، فَأَرْسَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهَا) أيْ الْمَرْأَةُ يُخْبِرُهَا “أَنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لأَبِيْهَا بِطَاعَتِهَا لِزَوْجِهَا
Imam Al-Ghozali menuturkan dalam kitabnya: seorang suami yang hendak melakukan perjalanan jauh ia pun berwasiat pada istrinya supaya tidak turun dari lantai atas ke lantai bawah. Yang mana lantai bawah adalah Ciri Ciri Wanita Ahli Surga Yang Di Ridhoi Oleh Allah sebagai seorang anak tentunya ingin menjenguk ayahnya namun ia ingat akan wasiat suaminya, ia pun bingung, dan akhirnya ia mengirim utusan kepada rosulullah untuk mohon di izinkan keluar guna menjenguk orang tuanya yang sedang sakit.
Rosulukllah pun bersabda.: “Ta’atlah kepada suamimu”.
Dan pada akhirnya wafatlah orang tuanya, sebagai seorang wanita tentunya ia ini ingin menyaksikan jenazah orang tuanya untuk yang terakhir kalinya, kemudian ia mengutus utusan kepada rosulullah untuk meminta izin untuk melihat jenazah orangtuanya yang terakhir kaliny, Nabi pun bersabda: “Ta’atlah kepada suamimu”.
Maka dikuburkan lah orangtuanya.Tak lama kemudian Rosulullah saw mengirim utusan kepada wanita tersebut untuk memberi kabar bahwa Allah SWT telah mengampuni dosa orang tuanya karena keta’atan wanita tersebut terhadap suaminya.
Wasiat Seorang Ibu Terhadap Putrinya
فَائِدَةٌ: أَوْصَتْ اِمْرَأَةٌ بِنْتَهَا، فَقَالَتْ: اِحْفَظِيْ لِزَوْجِكِ خِصَالًا عَشْرًا يَكُنْ لَكِ ذُخْرًا، الْأَوَّلُ وَالثَّانِيَّةُ: الْقَنَاعَةُ وَحُسْنُ السَّمْعِ لَهُ وَالطَّاعَةُ. وَالثَّالِثَةُ وَالرَّابِعَةُ: التَّفَقُدُ لِمَوَاقِعِ عَيْنِهِ وَأَنْفِهِ، فَلَاتَقَعُ عَيْنَهُ مِنْكِ عَلَى قَبِيْحِ، وَلَا يَشُمُّ أَنْفَهُ مِنْكِ إِلَّا طَيِّبَ الرَّيْحِ. وَالْخَامِسَةُ وَالسَّادِسَةُ: التَّفَقُدُ لِوَقْتِ طَعَامِهِ وَمَنَامِهِ، فَإِنَّ شَدَّةَ الْجُوْعِ مُلْهِبَةٌ، وَتَنْغِصُ النَّوْمِ مَغْضُبَةٌ. وَالسَّابِعَةُ وَالثَّامِنَةُ: الْإِحْرَازُ لِمَالِهِ وَالرِعَايَةِ إِلَى حَشَمِهِ وَعِيَالِهِ. وَالتَّاسِعَةُ وَالْعَاشِرَةُ: لَا تَعْصِيْنَ لَهُ أَمْرًا وَلَا تُفْشِيْنَ لَهُ سِرًّا، فَإِنَّكِ إِنْ خَالَفْتِ أَمْرَهُ أوْغِرْتِ صَدْرَهُ، وَإِنْ أَفْشِيْتِ سِرَّهُ لَمْ تَأْمَنِيْ غَدْرَهُ، وَإِيَّاكِ ثُمَّ إِيَّاكِ وَالْفَرْحَ بَيْنَ يَدَيْهِ إِذَا كَانَ مُهْتِمًا، وَالْكآبَةَ لَدَيْهِ إِنْ كَانَ فَرْحًا.
Perkara ini adalah Faidah dari kejadian wanita tersebut. Ia pun berwasiat kepada Puteri Nya dengan berkata: “Peliharalah sepuluh perkara yang menjadi hak suamimu, niscaya akan menjadi bekal untukmu.
- Qona’ah.
- Mendengar baik-baik ucapan suami serta ta’atilah.
- Perhatikan dan periksalah penglihatan dan penciuman suamimu,
- Jangan biarkan suami memandang mu dengan pandangan tidak suka. Dan jangan biarkan suamimu mencium diri mu kecuali dalam keadaan harum.
- Periksa dan perhatikan waktu makan suamimu
- perhatikan dan Periksa waktu tidur suamimu.
- Menjaga harta suami
- Janganlah berbuat tidak senonoh terhadap suami dan keluarga suami.
- Jangan bantah perkataannya selagi hak
- dan janganlah membicarakan apa yang menjadi rahasianya.
Itulah sepuluh perkara yang wajib bagi seorang istri jalankan. Maka janganlah engkau merasa aman dan nyaman karena telah berkhianat padanya.
Berikan kebahagian terbaikmu terhadap suamimu ketika ia sedang bersedih/bingung/terpuruk. Dan berilah masukan ketika ia sedang gembira supaya tidak terlalu dalam pemikirannya.
Demikianlah Ciri Ciri Wanita Ahli Surga Yang Di Ridhoi Oleh Allah semoga bermanfaat.